Sabtu, 31 Mei 2008

FIFTY FIFTY

Paling sebal dengar orang ngomongin dirinya sendiri
Paling ngga enak kalo orang ngga mau dengar kita ngomong
So, better 50-50 biar sama-sama enak dan ngga enak
Tapi apa kenyataannya sesederhana prosentase di atas?

Sayangnya ngga selalu tuh...
Ego kita kadang menghalangi telinga untuk mendengar
Meski kata hati tahu kalau mendengar itu perlu

Ya sudah,
Buat apa diperdebatkan
Saya manusia diapun begitu juga
Pasti 50-50 bagusnya 50-50 jeleknya
Dalam hal mendengarkan

Mendengar itu apa sih?
Cuma sekedar memfungsikan telinga?
Sesederhana itukah?
Bagaimana dengan mengerti apa yang terdengar?
Bagaimana dengan memaknai apa yang terdengar?
Bagaimana dengan merespon apa yang terdengar?

Mampukah setiap orang melakukan proses seperti itu?
Terus menerus...berkelanjutan....tiada henti?

Seharusnya mampu,

Saat ini, secara fisik, telingaku berfungsi dengan baik
Mata hatiku pun demikian

Jadi apa masalahnya?

Masalahnya,
Egoku merajai akal sehatku
Cemburu menutup telinga batinku
Bahkan emphati dan simphati takut menampakkan dirinya

Sampai kapan 50-50 itu kembali?
Akupun tak tahu

Rabu, 28 Mei 2008

SAYANG ANAK...SAYANG ANAK....

Umur si Dito dah 4 tahun 6 bulan, bulan juli dah masuk TK kecil,
tapi sampai sekarang masih belum daftar ke sekolah manapun.
Bingung juga nih milihnya secara selama setahun di play group,
anakku itu cuma tiga hari sekolah masuk jam 07.30 sampe 09.30.
Nah, di sekolahnya sekarang ada juga TK kecil, cuma koq
masuknya jam 09.30 sampe 12.30 dari senin~sabtu. Kalo
ngitung waktu setahun kemaren ngebiasain dia bangun pagi,
koq rasanya sayang ya kalau setahun ke depan dia jadinya
bangun siang. Cape neh kalau TK B-nya nanti masuk pagi lagi.
Enaknya, guru-gurunya dah pada kenal, begitu juga temen-temen
anakku.

Pilihan lain, ada satu TK letaknya lebih dekat dari rumah,
tinggal jalan kaki aja, ga perlu ongkos angkot. Masuknya emang
pagi jam 08.00 sampe jam 11.30 dari senin sampe jum'at.
Biayanya jauh lebih murah dari sekolah yang sekarang.
Masukkin Dito ke sekolah ini aja gitu? Mudah-mudahan
sih masih ada bangku kosong secara pendaftaran baru
mulai bulan Juni.

Jumat, 16 Mei 2008

SUSAHNYA MENOLAK OBAT......HIKS

Kalau dihitung dari mulai kena gejala flu hari senin lau, yah
kira-kira ampir seminggu nih sampai akhirnya flu beneran
kemaren malem. Hiks....
idung meler ga brenti, kepala berat, tenggorokan gatel banget.
Sebenernya dari senin, udah keukeuh ga mau minum obat flu,
cukup aja minum banyak, makan bener, tidur dan istirahat
cukup. Tapi, teuteup aja...akhirnya ga bisa nolak obat flu...
kemaren malem aku minum juga soalnya ga kuat neh...
Sebel sih, soalnya pengen detoks badan dari obat tapi ga
bisa juga. Hiks.....

Mudah-mudahan cukup sampai hari ini aja minum obatnya.

Ga olahraga deh seminggu ini. ga enak banget....

Senin depan kudu olah raga lagi neh. Fitness ah....
Rabunya jogging
Jum'atnya fitness lagi
Cukup kan 3 kali seminggu.....

Selasa, 06 Mei 2008

MORNING DAILY ACTIVITY FOR ORDINARY MARRIED COUPLE

Weleh weleh panjang bener judulnya....belon tentu bener juga....
Biarlah, PD aja lagi.

Anyway, buat pasangan yang sama-sama bekerja, sepertinya
aktifitas di pagi hari sedikit banyak menentukan mood bekerja
selanjutnya.

Nah, kenapa dibatasi untuk pasangan biasa yang sudah menikah?
jawabnya, karena aku belum pernah punya temen atau keluarga
yang samen leven (kumpul kebo) apalagi beranak, jadinya ga
punya bahan observasi. Dan ditekankan pada "pasangan biasa"
karena yang dilihat adalah keluarga menengah ke bawah yang
tidak banyak dicampur tangani oleh sekian banyak asisten atau
pembantu (baca: orang kaya)

Macem2 aktifitas di pagi hari yang biasa terjadi. Untuk pasangan
yang selaras seirama, aktifitas pagi hari kayaknya lempeng-lempeng
aja alias berjalan sesuai rutinitas waktu dan kegiatannya. Misalnya,
baik suami maupun isteri yang bekerja dari jam 8 sampe jam 17.
Otomatis, keduanya diharuskan mengikuti ritual pagi harian yang
dituntut sama setiap harinya, misalnya bangun subuh, masak,
mandi, sarapan dan pergi ke kantor.

Trus dimana letak masalahnya? Ini dia, coba ambil contoh bagi
pasangan yang salah satunya punya waktu lebih flexible alias
dia sendiri yang nentuin kapan harus bekerja. Lebih spesifik
lagi bagi isteri yang bekerja di kantoran dan suami yang memiliki
usaha sendiri yang nota bene bisa dia atur sendiri waktunya.
Contoh itu juga belum tentu jadi masalah kan? Memang belum tentu.

Coba kita gali lebih dalam lagi.
Sang isteri yang rutinitasnya sudah terpaku pada bangun, masak,
mandi, sarapan, pergi dan suami yang rutinitasnya terserah dia.
Apalagi jika pasangan ini sudah memiliki anak usia sekolah.

Apa yang kita rasakan jika melihat seorang isteri grabak-grubuk
di pagi buta supaya bisa memasak lauk-pauk untuk sehari penuh,
tetapi di lain pihak, sang suami masih terbuai mimpi. Padahal ada
anak-anak yang masih belum mandiri dan harus diingatkan untuk
segera bangun, mandi lalu sarapan.
Tangan dan kaki isteri masing-masing cuma punya sepasang.
Memang masih ada mulut yang bisa berteriak. Atau ada pembantu
yang bisa mewakilinya membangunkan anak (apa jadinya kalau tidak
ada pembantu?)
Tapi, bagaimana dengan waktu yang harus dikejar isteri untuk
menyelesaikan semua hal dengan tuntas sehingga berhasil pergi
dari rumah tepat waktu dengan perasaan tenang?
Tidak ada yang lain, hanya kerjasama suamilah yang paling bisa
menyelamatkan pagi hari yang sibuk ini. jika sang suami tidak bisa
menyeimbangkan diri dengan mengikuti irama sang isteri, gesekan-
gesekan kecil akan sangat mungkin banyak terjadi (Dalam hal ini,
tidak mungkin isteri yang harus mengikuti irama suami kan?)

kalau suaminya bukan pekerja malam, lalu asal muasalnya dari mana?
Banyak faktor sih, tapi yang terpenting adalah kebiasaan yang sudah
mendarah daging sejak sebelum menikah sangatlah penting untuk
dicermati sebelumnya. So, bagi yang belum menikah pandai-pandai
melihat baik-buruknya calon pasangan kita.
Sebagai manusia, kita dianugerahi kemampuan untuk menganalisis,
meski hasil akhir tetap ditentukan yang di Atas.

Perlu diingat, meski isteri kodratnya mengabdi pada keluarga,
termasuk suami dan anak. Isteri juga seorang manusia bukan
wonder woman (kaya lagunya si mahluk seksi aja).
Meski ikhlas dan pasrah tertanam di benak, bagaimanapun caranya
kelelahan fisik dan jiwa yang tersembunyi akan tampak juga ke
permukaan. Hal ini yang harus dicegah oleh para suami.

BBM MAU NAEK 27~28 % WALADALAH

Pertama-tama,. Hiks.....
Kedua, Ya Udah...
Ketiga, menghemat pos pengeluaran yang mana ya?
Keempat, tambahan penghasilannya cari darimana ya?
Kelima, Huray berhasil survive
Keenam, Alhamdulillah

Senin, 05 Mei 2008

STUP JAMBU BATU PENGGUGAH SELERA

Keluargaku paling suka hidangan segar yang satu ini. Sebenernya sih aku
dapet resep dari ibuku dulu waktu aku masih lajang :)
Paling enak disantap dingin di siang hari. Hmmmm, suegeuuuuurnya.
Bikinnya juga gampang banget. Buat yang punya pohon jambu batu dan
buahnya berlebih, resep di bawah ini bisa jadi alternatif , soalnya
lumayan bisa rada awet disimpen di lemari pendingin.
Masalah kandungan gizinya sih aku ngga tahu. Yang pasti buah segarnya
banyak mengandung vitamin C. Nah, Buat yang mau coba, praktekin aja
resep di bawah ini.

STUP JAMBU BATU

Jambu Batu (merah lebih menggiurkan) 1kg
Gula Pasir, banyaknya tergantung selera, biasanya sih 250gr
Air putih/mineral, 3~4 liter
Garam 1sdt
Kayu Manis 3~5 potong (@ ukuran 3cm x 0.5cm)
Cengkeh 7 butir

Cara membuat:
1. Air direbus hingga mendidih
2. Setelah mendidih, masukkan gula pasir hingga kembali mendidih
3. Masukkan jambu batu yang telah dipotong vertikal 8 tiap buahnya
(atau sesuai selera)
4. Masukkan garam, kayu manis, dan cengkeh.
5. Aduk perlahan dan tunggu hingga mendidih dan rasanya telah sesuai
selera.
Biasanya, kalau buah jambunya matang banget, bijinya akan terlepas
dari daging buah. Hal ini biasa, untuk yang menyukai bijinya justru ini
yang paling nuikmat.
6. Matikan kompor, angkat panci dari atas kompor dan biarkan hingga
dingin dan uap airnya habis.
7. Setelah dingin, masukkan dalam jar/pitcher atau tempat penyimpanan
lainnya, lalu simpan di lemari pendingin (jangan di freezer).
8. Siap untuk disantap.

Buah jambu batu kampung (bukan buah jambu batu merah besar yang
dibudidaya hasil kawinan jambu bangkok dan jambu lokal merah) adalah
buah yang paling enak dibuat stup karena rasa jambunya sangat kentara
di lidah dan wanginya benar-benar menggugah selera. Sari buah yang ada
dalam kemasan kotak atau botol plastik juga masih kalah dibanding stup
jambu ini.

Kayaknya enak juga kalau stup yang udah jadi trus dijus. Mmmmmm,
apalagi kalo ditambahin buah strawberi segar. Yummiiiii

Kasih floating ice cream juga? hmmmmmmm sluuuurp....