Kamis, 28 Agustus 2008

Under Progress: Sarung Bantal besar dari Batik


Toping sarung bantalnya baru aja selesai disatuin semua potongan kainnya, tapi blom disatuin sama dacron n backing-nya. Coba liat deh....

Lengkapnya nanti ada di blog punya guruku.

Minggu, 24 Agustus 2008

Napak Tilas di Pangandaran

Pangandaran, Agustus 23~24' 2008

Dah lama banget nih ga ke pantai yang satu ini. Kalo ga salah terakhir kali tuh jaman sekolah atau kuliah gitu? lupa...........

Waktu dateng ke Pantai ini, rasanya beda banget deh sama dulu. Rame banget di sepanjang pantai-nya. Tiap ke Pangandaran, paling yang dikunjungi itu-itu juga.

Seperti biasa, penginapan di Pantai Barat, cari sea food di Pantai Timur., cari sepupu (monyet! weleh, mengaku keturunan monyet?) di cagar alam, cari pasir putih bisa nyebrang naek perahu ato cari jalan tembus dari cagar alam. tinggal pilih mau kemana!

Ceritanya kita sekeluarga ikut rombongan yayasan wastukencana yang ngadain darmawisata, so...gretong gitu. Lumayan...

Nyampe di penginapan hari sabtu sore, just a couple hours before sunset.


Sunset

Ga aneh kan liat anak-anak sperti yang kesurupan kalo dah liat pasir dan air. Wuah, ga usah nunggu aba-aba dah langsung jumpalitan. Ga kaya ortunya, malu2 kucing, lama-lama kaya macan liat daging mentah juga.

Paling seneng liat anak2 heboh. Ga peduli badan dan baju kotor. Langsung nyebur!!!
Beneran yah, kalo hati senang, biar angin sekencang apapun, badan anakku fine-fine aja tuh. Sehat wal afiat. Padahal kalo di Bandung, sgala macem kata "jangan" dikeluarin.

Dari bada asar sampe ampir maghrib, tuh anak2 pada manteng terus di pasir.

Ba'da maghrib sih dah kebayang sama sea food aja. Tapi ga jadi berburu, soalnya di penginapan juga makan malem, lauknya sea food juga. Lumayan enak koq.





Sunrise

Nah, keesokan harinya. Jam 5 pagi, dah keluar penginapan. Langsung menuju pantai Timur. Pake becak lima ribu perak doang. Namanya juga Timur, ya kita liat sunrise dong. Asalnya sih kehalang awan dan sempet gerimis juga. Cuma jam enam-an awan dah ga ada, dan si pipi bundar dah keliatan banget. Kebetulan, waktu itu ga ada angin sama-sekali, jadi nongkrong lama2 juga nyaman aja.


Ikan Asin Jambal Roti Cocok

Di Pantai Timur ini emang gudangnya pedagang ikan, baik yang basah ataupun yang diasin. Tinggal pilih aja mau beli di kios yang mana, atau pedagang keliling juga ada. Berhubung sebelum pergi nanya2 dulu sama orang penginapan, jadinya kita ga mau ambil resiko salah ikan. Maklum, yang kita cari ikan asin jambal roti yang kalo digoreng muruluk. Katanya, ada beberapa macem ikan yang kemudian diasin trus dinamain Ikan asin jambal roti, salah satunya ikan caung. Cara bikinnya juga katanya beda. So, rasa dan hasilnya tiap ikan dan proses otomatis beda juga. Nah, yang katanya paling bagus itu namanya ikan asin jambal roti cocok. Dinamain cocok karena cara pembuatannya dicocokkin (apa sih, ga menerangkan banget! dicocokkin apa?)

Untung kita langsung nemuin kiosnya Bpk H Abun, tepat di depan pantai timur. Di situ, selain ikan asin jambal roti, ada juga produk ikan asin/tawar kering lainnya. Jadilah, kita ngeborong, terasi, rebon tawar, krupuk udang, dll. Selesai belanja langsung pulang ke penginapan buat siap2 sarapan pagi dan bermain pasir lagi di pantai barat.

Surfing

Bukan surfing sih. Tapi gogoleran di atas bantalan busa berbentuk papan seluncur sambil munggungin ombak yang dateng dari laut menuju pantai. Duuuuh, ga ada jaim2-nya deh. Mo balita sampe nenek2 juga ada.

Sea Food Lover

Di Pantai Timur, ada sebuah tempat yang didalamnya terdapat beberapa rumah makan seafood (kayaknya sih lebih dari 10 deh!). Setiap rumah makan umumnya menyajikan menu masakan sea food dadakan. Sea food mentahnya bisa dipilih sendiri oleh pembeli. Rata-rata sih sea food yang tersedia: bawal item/putih, udang, kakap, layur, cumi, lobster, kepiting, kuwe, apalagi yah?
kemaren juga ga liat kerang-kerangan. Koq ga ada gurita juga ya? padahal aku pengen banget makan gurita kecil. Makan tentakelnya yang kecil tapi panjang, Sluuuurrrrp. Mmmmm...sedap.

Tinggal pilih juga mau diolah dengan bumbu apa, asam manis yang segar, saos padang, goreng crispy, saos tirem, atau direbus doang. Jangan mimpi nemuin steam boat, ga nemu tuh!

Mahal banget sih kepitingnya. Nyebelin deh, kepiting yang ada telornya aja nyampe 100ribu sekilo, isinya cuma 3 ekor doang. Tapi, berhubung penasaran, akhirnya beli juga. Udang yang sejengkalan panjangnya 60 ribuan sekilo. Cumi 50ribu sekilo, Bawal item 60ribu juga sekilo. Semuanya dah masak. Mmmmmm yummy...

Temporary Tatoo

Pulang dari hunting seafood, nyempetin lagi jalan nyusurin pedagang di sekitar pantai Barat. Anak2 pada pengen ditatoo. Gambarnya keren2 juga, jadi kepengen.
Murah juga, untuk gambar kecil kira2 5-10 cm, ditawarin rp 10.000, tapi turun jadi rp7.500, soalnya yang ditatoonya 3 orang kurcaci. Baru mau digambar, udah ditelfon buat cepet pulang ke penginapan, soalnya Bus dah mau berangkat. Walah....aku ga kebagian di tatoo dong.
Katanya sih tatoo itu tahan sampe 3 minggu, pewarnanya terbuat dari Henna India.
Ceritanya, keukeuh pengen ditatoo, jadi bubuk henanya aku beli dikit buat di Bandung. Keuk...keuk....keukeuh kuadrat

Back to Bandung

Hampir ketinggalan Bus, untungnya barang2 dah diangkutin ke bagasi. Nyampe di kursi Bus, langsung deh pada tidur, mana pada kucel abis kepanasan, ga sempet cuci muka dulu. We're coming back home. See ya....












Rabu, 13 Agustus 2008

Under progress: Permainan Anak Tradisional, In memoriam

Disela-sela makan siang dengan teman kantor, iseng-iseng kita bernostalgia tentang masa kanak-kanak yang dipenuhi dengan berbagai macam permainan tradisional lengkap dengan lagu-lagu yang mengiringi permainan tersebut.
Lucunya, lagu-lagu yang dinyanyikan, liriknya banyak yang beda meski irama dan permainannya sama. Kesimpulan awal sih, mungkin karena tempat asal saya da teman juga yang berbeda.
Walhasil, tadinya mau bernostalgia, jadi ketawa-ketawa denger liriknya yang aneh-aneh banget.
Kami berdua sama-sama lahir tahun 1974, jadi mungkin masa kanak-kanak kami tidak jauh berbeda, lain sekali dengan sekarang.
Seingat saya, jamannya saya SD, pada waktu istirahat, lorong sekolah dan lapangan yang dahulu rasanya amat luas dipenuhi oleh anak-anak yang bermain, entah itu galah asin, gatrik, boy-boyan, sorodot gaplok, bebentengan, sondah, loncat tinggi, bekel dan lain sebagainya. Anak SD sekarang masih banyak yang ngikutin permainan gitu ga ya?

Sambil coba-coba mengingat semua permainan di atas, mari kita coba review satu-persatu, bagi yang mau nambahin atau mengurangi dipersilakan:
1. Galah Asin
Kita memerlukan minimal dua orang untuk bermain galah asin. Satu orang sebagai pemain, dan satu orang lagi yang menjaga garis. Jumlah garis minimal satu yang dibuat di lantai secara horisontal dengan panjang misalnya 2 meter. Pemain harus berhasil melewati garis ini, dan berpindah tempat tanpa kena sentuhan tangan penjaga. kalo kena nantinya jadi penjaga deh.

2. Gatrik


3. Boy-boyan


4. Sorodot gaplok
Nah, untuk permainan yang satu ini, setiap pemain perlu 2 buah batu kali yang ukurannya kira-kira 5 x 7 cm. Batu pertama diletakkan dengan posisi berdiri dengan jarak sekitar 2-3 meteran di muka setiap pemain. BAtu yang kedua diletakkan di atas telapak kaki kanan pemain, tepat di ujung kelima jari yang agak dilengkungkan ke atas untuk menahan batu tersebut.
Dari jarak 3 meter yang telah ditentukan, pemain mulai melangkahkan kaki kiri ke depan. lalu kaki kanan, sambil diayun lalu batu yang ada di atas telapak kaki dilemparkan sampai mengenai batu yang ada di depannya hingga batu tersebut jatuh tergeletak.
Jadi, kita harus bisa mengira-ngira sejauh mana kaki kita harus melangkah, dan dengan kekuatan sebesar apa hingga batu yang terlempar dari kaki kita mampu menjatuhkan batu yang diincar.

5. Bebentengan
Untuk bermain "bebentengan" diperlukan beberapa pecahan genting tanah liat yang setiap kepingannya berukuran sekitar 3~4 x 3~4 cm. Nah, semua keping tersebut disusun secara vertical sehingga menyerupai menara.
Lebih seru kalau pemainnya banyak. Satu orang jadi penjaga, yang lain jadi pemain.
Salah seorang pemain ditunjuk untuk melempar benteng tadi menggunakan bola tenis hingga susunannya bercerai berai. Kemudian, bersama dengan pemain2 lainnya berusaha menyusun kemabi pecahan genting tersebut seperti semula. Namun, hal tersebut tidak semudah yang dikira, karena penjaga akan berusaha menghalanginya dengan cara melempar pemain yang berusaha mendekati dan menyusun genting tadi. Pemain yang kena lemparan bola untuk sementara tidak bisa ikut bermain dan yang pertama kali kena menjadi penjaga benteng berikutnya. Begitu seterusnya.

6. Sondah/Engklek
Sebelum bermain, kita harus menentukan 7 block bujursangkar di atas lantai (kalau menggunakan ubin) sebagai berikut:
- 5 block secara vertical
- 2 block yang terletak di samping kiri dan kanan block vertical ke-4.
Setelah ditentukan, kita juga memerlukan kepingan yang berasal dari pecahan eternit (langit2 rumah). Paling enak kalau pecahannya agak retak, jadi kalau dilempar tidak terlalu licin.
Pemain lebih dari 2 orang. Makin banyak pemain, makin sulit memainkannya.
Setiap pemain secara bergantian mendapat giliran bermain.
Cara bermainnya: Seluruh pemain menyimpan kepingan di block-1, setelah menentukan urutan bermain dengan hompimpa, pemain pertama mulai bermain dengan cara meloncati block-1 yang berisi kepingan menuju block-2 dengan mendaratkan satu kaki saja di atasnya dan tidak boleh mengenai atau melewati garis batas block. Jika kena, berarti harus berhenti bermain dan menunggu giliran berikut.

to be continued
7. Loncat tinggi
8. Bekel
9. Spintrong
10. Congklak
11. Ucing Sumput
12. Kelereng
13. Kasti
14. Ronders
15. Sumpit
16. Any addition?
Wah, ternyata banyak juga permainannya. Dan rata-rata, permainan di atas butuh energi yang banyak untuk mengikutinya.

My First Quilt....mmmm so warm

Woaheum....akhirnya quilt pertamaku selesai. Sebenernya sih multi fungsi, bisa jadi slimut ato bedcover juga buat ukuran tempat tidur anak (100 x 200 ). Tadinya aku buatin khusus untuk anak laki-lakiku yang baru 5 tahun 1 desember 2008 kemaren. Tapi, berhubung dia ga suka diselimutin, jadinya jadi bedcover doang.

Awalnya motif block yang mau diambil "Rail Fence", cuma aku koq pengen kombinasiin ama motif laennya yang aku sendiri ga tau apa namanya. Hasilny bisa diliat di bawah ini. Berhubung baru pertama kali bikin, mohon dimaklum atas kekurangannya.



Toping dan backingnya dari katun, liningnya dari dacron. Laen kali pengen coba pake silikon. Maunya sih pake cotton, cuma di Bandung blom nemu dimana toko yang jual. Kalo liat di website sih kayanya kudu import, tapi harganya muahaaaal banget.

Minggu, 03 Agustus 2008

Nasi Kuning TK Al Hasan

" Waduh ".
Itu dia kata pertama yang keluar dari bibirku waktu dikasih tau kalo Rabu besok adalah giliranku bikin makan untuk temen sekelas anakku yang baru masuk TK kecil. Parahnya, jenis makanannya dah ditentuin sekolah. Dan, aku kudu bikin nasi kuning lengkap bersama lauk dan pencuci mulut.

Hu...hu...hu...baru kali ini nih disuruh bikin masakan lengkap buat orang laen. Gimana dong. Ga Pe-De banget.

Jumlah murid sekelasnya sih ga banyak, cuma 12 anak, tapi masa gurunya cengo? kasian amat. Paling ga kudu bikin buat 20 orang kali yah. Nah lo!

Kudu belanja dari sekarang kali. Masalahnya, aku ga ada waktu ke Pasar kalo hari kerja. Ntar malem aja kali...Beruntungnya tinggal deket pasar Induk Gede Bage. Almost 24 hours, the market is open.

So, kerjaan hari ini adalah cari dan banding2-in resep yang ada. Ga ada waktu untuk test drive dulu. Wong hari Rabu tinggal 2 hari. hu...hu.....
Trus bikin daftar belanjaan dulu baru cabut ke Pasar.

Ocre deh, hasilnya ntar diposting. Mudah2-an tidak mengecewakan.


Report:

Keuk...keuk.... ga mau lagi bikin nasi kuning. Masalahnya cuma waktu aja, kalo hari libur sih oke-oke aja, tapi hari kerja kaya begini ternyata nguantuknya ga ketulungan.

Walhasil, ga cuma 20 porsi ditambah orang rumah, saudara yang kebetulan deket rumahnya, ama temen di kantor juga kebagian nyicipin. Hi...hi....sumpah ga pede. Biarlah, enak ga enak, yang penting ga keracunan.

Jadi ceritanya, selain nasi kuning, pelengkapnya yang laen ya ayam goreng lengkuas, sambel goreng kering tempe, perkedel cincang-kentang, krupuk udang dan buah jeruk sebagai pencuci mulut. Wuah kenyang...

Biarpun malemnya dah bikin dan tumis semua bumbu, tetep aja keesokan paginya riweuh bin ribet. Alhasil, dateng ke kantor telat banget. Biarlah, sekali-kali.